Transplantasi rambut untuk kebotakan memang bisa menjadi salah satu solusi yang bisa diikuti sekarang ini. Pada dasarnya, sepertiga pria dengan kulit putih di bawah usia 30 tahun sudah mengalami kebotakan.
Kebotakan tersebut kemudian mengalami peningkatan menjadi 89% ketika berada di usia di atas 70 tahun. Kondisi kebotakan ini tentu saja bisa mempengaruhi tingkat kepercayaan diri. Anda mungkin menjadi salah satunya.
Ketika kebotakan terjadi, Anda mungkin tidak percaya diri hingga akhirnya memilih menggundul kepalanya dibanding dengan mengalami botak sebagian. Sebenarnya, selain menggunduli rambut, transplantasi rambut bisa digunakan sebagai pilihan.
Hal yang Harus Diperhatikan Saat Transplantasi Rambut untuk Kebotakan
Ketika ingin menjalankan prosedur transplantasi rambut tentu saja ada beberapa hal yang harus diperhatikan, seperti:
- Usia untuk melakukan transplantasi rambut
Salah satu hal yang harus diperhatikan ketika ingin transplantasi rambut untuk kebotakan adalah masalah usia. Memutuskan menjalani transplantasi rambut tentu merupakan keputusan yang besar.
Seorang ahli bedah di Texas menuturkan, pria dengan usia 20 tahun yang melakukan prosedur transplantasi rambut, bisa saja menjadi hal yang mereka sesali.
Biasanya, masalah kerontokan rambut atau kebotakan terjadi di usia 35 tahun. Sehingga Anda yang mengalami masalah kerontokan rambut, akan lebih baik melakukan konsultasi terlebih dulu sebelum yakin melakukan transplantasi rambut.
Selain itu bukan hanya pria, namun juga wanita yang mengalami masalah sama juga dapat melakukan transplantasi rambut. Terdapat 2 hal yang dijadikan sebagai bahan pertimbangan yakni mempunyai cukup rambut yang sehat, serta kemampuan menumbukan rambut.
Jika selama konsultasi dengan dokter Anda memenuhi standar umum tersebut, tentu tidak ada salahnya menjalankan prosedur transplantasi rambut.
- Prosedur untuk transplantasi rambut
Ketika melakukan transplantasi rambut untuk kebotakan, terdapat 3 tipe transplantasi rambut. Tipe pertama ialah FUE. FUE merupakan tipe transplantasi rambut yang paling popular karena menggunakan bilah halus untuk mengambil folikel.
Biasanya, di bagian tengah serta samping, nantinya folikel akan ditransplantasi ke area yang mengalami kebotakan. Sedangkan metode lainnya adalah FUT. Metode ini nantinya akan menghilangkan satu helai rambut.
Kemudian dokter bedah akan membaginya dalam tiga kelompok kecil dan akan di transplantasikan di area yang botak. Metode yang terakhir adalah ATP. Metode ini memiliki bentuk tato dengan tinta khusus.
- Efek samping melakukan transplantasi rambut
Ketika melakukan transplantasi rambut untuk kebotakan, sudah pasti aka nada efek samping yang akan dirasakan, berikut beberapa efek sampingnya:
- Nyeri serta bengkak
Beberapa orang akan mengalami rasa sakit ketika mereka sembuh sesudah melakukan prosedur transplantasi rambut. Dokter bedah biasanya akan memberikan obat untuk mengatasinya.
- Bekas luka
Risiko yang lainnya adalah bekas luka. Luka ini terjadi di area donor serta area transplantasi rambut. Oleh sebab itu Anda harus berbicara dengan ahli bedah mengenai risiko ini sebelum memutuskan transplantasi rambut.
Biasanya, transplantasi rambut untuk kebotakan dengan menggunakan metode FUT akan meninggalkan bekas luka linier yang panjang. Hal ini disebabkan karena dokter bedah mengangkat potongan kulit kepala.
- Infeksi serta pendarahan
Transplantasi rambut nantinya melibatkan pemotongan serta sayatan yang berada di kulit. Seorang ahli bedah nantinya akan memotong sayatan yang berada di kulit untuk mengangkat folikel donor.
Dokter bedah akan membuat sebuah sayatan kecil yang ada di bagian kulit kepala lain agar bisa menempatkan folikel ini, meskipun sayatan yang dimiliki kecil, risiko pendarahan tentu tetap ada.
Sebelum memutuskan melakukan transplantasi rambut, lebih baik mencari berbagai informasi terlebih dahulu. Meskipun transplantasi rambut untuk kebotakan menjadi solusi yang menarik, namun Anda tidak bisa melakukannya tanpa pertimbangan.